Jumat, 22 Februari 2019

Kepongahanmu Raja Hutan

Ini hutan saya, kamu telah memilihku menjadi penguasa di hutan ini. Begitu  gertak singa saat kelinci, tupai, rusa, kera dan sekawanan penghuni hutan memprotes tindakannya yang seenaknya mencaci, menendang, hingga memenjarakan para pengkritik kebijakannya. Rupanya penghuni hutan baru sadar bahwa ia salah pilih pada kontes demokrasi di negeri "Geni mawa" empat tahun silam. Penghuni hutan merasa telah diadu antar sesamanya.

Tak ada cara lain untuk menggulingkan tirani selain harus bersatu menggalang kekuatan dari bawah. Dengan penuh keyakinan gagak mulai terbang dari satu komunitas ke komunitas lain, meyakinkan penghuni hutan dengan berbagai alasan yang rasional. Tentang   datangnya penghuni hutan lain yang jumlahnya  makin banyak, mengolah sumber daya alam, mengeksploitasinya demi kepentingan gold and glory, seperti yang pernah diceritakan kakek buyutnya sebagai penghantar tidur, yang rupanya telah menancap di alam pikiran gagak.

Satu demi satu, keyakinan pun menjelma menjadi energi untuk menggulingkan kekuasaan sang singa. Penghuni hutan pun bersiap untuk lahirnya pemimpin "Geni mawa" yang kedepan diharapkan lebih memperdulikan  kesejahteraan seluruh rakyat Geni mawa dari pada beberapa gelintir penghuni hutan.

Sekawanan katak mendendangkan lagu merdu 'tong tong blung" yang dalam arti lain: clorong glinding pentung, clorong glinding pentung, clorong glinding pentung. Bersautan menunggu detik-detik kemenangan.

Kopipagiujungsempit, 130219

Tidak ada komentar:

Posting Komentar